Architects: Studio Nadi | Area: 200 m² | Year: 2020 | Photographs: Celvin Leowardi | Manufacturers: Alexindo, Mowilex, Niro granite, Tiga Roda Cement | Contractor: Nirmana13 | Principal Architect: Nando Rimaldi | Project Architects: Naufal Ryandi, Indi Andani | Structural Engineer: Hadi Jahja | City: Jakarta | Country: Indonesia
Ruma Dua Bata lahir dari kisah seorang klien yang berpengalaman dengan plafon runtuh, rangka atap yang penuh rayap, lampu yang menyala 24 jam, dan AC yang terus bekerja maksimal setiap saat. Kisah tersebut kemudian menjadi motivasi klien untuk merenovasi rumah pertamanya yang ditempati sejak tahun 1989.
Klien ingin tetap meninggalkan jejak rumah sebelumnya agar bisa dirasakan di rumah baru. Berdasarkan hal tersebut, kami memberikan solusi dengan mempertahankan dinding pembatas kanan dan kiri, sebagai simbol rekam jejak masa lalu. Dinding pembatas ini didesain sedemikian rupa sehingga dimanapun klien berada nantinya, dinding bata tersebut tetap terlihat.
Untuk mendapatkan ruangan yang nyaman dan berkualitas, kami memberi jarak 80 cm pada bagian samping rumah, serta memaksimalkan aliran udara. Bukaan pintu dan jendela yang maksimal juga membantu memaksimalkan sirkulasi udara. Memaksimalkan udara dan cahaya yang kami coba lakukan, berhasil menurunkan konsumsi listrik klien sebesar 20% dari sebelumnya
Klien ingin rumahnya tidak dilihat tetapi dirasakan. Oleh karena itu, kami tidak terlalu memikirkan desain rumah dan lebih fokus pada kualitas ruangan. Fokus pada kualitas ruang juga menjadi inti fokus kami dalam memberikan sentuhan pada rumah klien, dengan tujuan akhir klien dapat merasakan kualitas hidup yang lebih baik.