Architects: Esperta Architecture | Area: 223 m² | Year: 2021 | Photographs: Mario Wibowo | Manufacturers: Conwood, TOFFOLI, Wisma Sehati, selgrid | Main Contractor: Esperta Projects | Consultants: Esperta Architecture - Interior | Design Team: Suwarto & Brenda Marcella | City: Jakarta | Country: Indonesia
E House memiliki 4 tingkat dan dibangun di atas tanah seluas 203 m2, berlokasi di Jakarta, Indonesia. Masing-masing tingkat memiliki fungsi program tersendiri, tingkat pertama sebagai area layanan & kantor, tingkat kedua sebagai area semi privat yang memiliki dapur, ruang makan, dan ruang tamu, tingkat ketiga dan keempat sebagai area privat untuk kamar tidur dan aktivitas bersantai. Arsitek mengembangkan massa bangunan dengan tiga pertimbangan “E” berikut: Ecofriendly, Eccentric, dan Elevate. Dalam mengembangkan bangunan ramah lingkungan, arsitek memulai dengan menggunakan banyak peneduh matahari dan ventilasi udara silang, sehingga pengguna akan menghemat energi dan menggunakan lebih sedikit listrik.
Arsitek melakukan studi matahari untuk lokasi ini karena menghadap ke barat. Hasil penelitian mereka menyatakan bahwa mereka masih bisa menerima sinar matahari pagi, dengan memberikan bukaan pada sisi-sisi bangunan ini. Mereka menghindari dan menghalangi sinar matahari siang dan sore, sehingga menghasilkan massa yang besar dan padat di bagian depan (menghadap barat). Dengan pertimbangan penerapan ventilasi silang udara pada bangunan ini, arsitek memberikan bukaan pada setiap sisi dan tingkatnya. Jendela atap yang dapat diangkat dipasang di bagian atas tangga, sehingga dapat meningkatkan sirkulasi udara di bagian belakang bangunan. Pada malam hari, semua lampu di tangga akan dimatikan, arsitek memasang sensor gerak yang akan membuat lampu menyala kembali saat dipicu adanya gerakan.
Ide untuk meninggikan beberapa bagian bangunan terinspirasi dari kenangan masa kecil pengguna. Ia pernah tinggal di sebuah rumah yang bertingkat, yang ia namakan “Loteng Gantung”. Ia menyukai pengalaman tinggal di dataran tinggi, karena ia mendapatkan pemandangan yang lebih indah dan udara yang sejuk. Arsitek memasukkan ide ini ke dalam desain mereka dengan membuat massa lantai tiga yang memiliki kamar tidur utama pengguna melayang. Massa balok tersebut juga akan menghalangi dan menjadi peneduh sinar matahari pada ruang tamu lantai dua, sehingga tidak terlalu panas pada siang dan malam hari.
Balok massa terapung merupakan bagian eksentrik bangunan ini dengan kantilever 6m. Untuk mendukung ide terapung sebagai highlight, arsitek membuat lantai dua dilapisi kaca agar terasa lebih ringan dibandingkan massa terapung. Arsitek membuat blok massal dengan panel beton dan menyorotnya dengan cahaya di sepanjang kotak depan. Bagian eksentrik lainnya dari bangunan ini adalah bayangannya yang dinamis sepanjang tahun. Berdasarkan studi matahari yang telah disebutkan sebelumnya, arsitek memanfaatkan pergerakan matahari dengan memanfaatkan banyak sinar matahari timur dan bayangan di sisi barat. Pengguna dapat menikmati sinar matahari dan kerai sepanjang tahun.
Interior E House dirancang dengan suasana hangat untuk membuat seluruh rumah terasa hangat dan menyeimbangkan dinginnya tampilan beton. Arsitek menggunakan cahaya 4000K untuk pencahayaan interior dan eksterior guna menyatukan suasana seluruh rumah dan menciptakan suasana yang sama untuk kedua sisi. Pada bagian pintu masuk, arsitek merancang kolam refleksi sehingga mereka juga menggunakan material lain untuk menambah suasana hangat dengan menggunakan panel kayu, bilah kayu, dan decking kayu.