Architects: Budi Pradono Architects | Area: 321 m² | Year: 2015 | Photographs: Fernando Gomulya | Interior Design: Budi Pradono and alumni of Bandung Institute of Technology | MEP Consultant Engineer: Imansyah & Partners Mechanical Electrical Engineers | Structure Engineering: Krisdiyanto Structure Engineers & Associates | Civil Contractor: Megasarana, Arikarya Dwiputra | Land Surveyor: Mercu Buana Laboratory | Model Maker: Zuardin Akbar, Andreas Cornelius Marbun, Rofianisa Nurdin | Lighting Design: Budi Pradono | Architect In Charge: Budi Pradono | Architect Assistant: Stephanie Monieca, Ayu Diah Shanti | Architect Assistant Support: Andreas Cornelius Marbun, Andreas Cornelius Marbun, Rovinida Fitriana, Atika Nur Fitriana, Elbert Cahyadi, Bernadheta Sandy Viansari | City: Kebayoran Lama | Country: Indonesia
Rumah mungil ini terletak di lahan seluas 8mx20m di kawasan Pondok Indah. Meskipun merupakan bagian dari komunitas yang terjaga keamanannya, bangunan ini terletak di tepi sungai kecil, dengan pemukiman masyarakat adat (perkotaan) tepat di seberang sungai. Pondok Indah di Jakarta Selatan merupakan kawasan perumahan/pagar komunitas yang memang sukses dibangun pada tahun 80-an. Sejak saat itu hingga saat ini, Pondok Indah berstatus simbolis. Beberapa anggota DPRD tersukses di Jakarta serta beberapa selebritis yang datang dari daerah lain merasa wajib memiliki rumah di kawasan ini. Simbol-simbol kesuksesan tersebut, selain lokasinya, umumnya ditunjukkan melalui bahasa arsitekturnya.
Ini adalah sebuah antitesis yang ekstrem, Arsitek diberikan keleluasaan untuk mengamati lingkungan dan menyikapi usulan tersebut. Rumah ini juga bersebelahan dengan salah satu musisi Indonesia, Ahmad Dhani. Rumah Dhani dicat serba hitam, sedangkan rumah ini serba putih. Kebetulan yang tidak disengaja ini mengukuhkan RumahMiring (Rumah Miring) sebagai arsitektur yang mengkritisi lingkungannya. Arsitektur sebagai alat kritik dalam lingkungannya.
Fungsi ruangan pada rumah ini menggunakan rangkaian baru dimana area publik ditempatkan pada tingkat pertama yang terdiri dari pantry, ruang belajar dan kolam renang. Lantai kedua difungsikan untuk ruangan yang lebih privat seperti kamar tidur utama, lemari pakaian dan kamar mandi utama. Luas kamar mandi seluas 16m2 ini merupakan respon terhadap tren gaya hidup perkotaan saat ini yang biasanya lebih banyak menghabiskan waktu di kamar mandi dimana penggunanya dapat lebih memiliki waktu tenang, ruang kontemplatif sekaligus tempat istirahat saat menggunakan smartphone, membaca koran atau bersosialisasi. media sebagai alat komunikasi.
Tingkat atas digunakan untuk ruang santai dan ruang tamu. Pada bagian bangunan, kita dapat melihat dan mendefinisikan bahwa area privat diletakkan di tengah-tengah, seperti diapit di antara area-area publik lainnya.Seluruh bangunan mengandalkan struktur baja sebagai representasi perumahan modern yang bergantung pada fabrikasi. Kerangka persegi kini disepakati untuk dimiringkan sebagai simbol ketidakstabilan.