Architects: Pranala Associates | Area: 644 m² | Year: 2021 | Photographs: Mario Wibowo | Manufacturers: Fritz Hansen, Gessi, Louis Poulsen, Neolith, Brizo, Tostem | Landscape: Pranala Associates | Lighting Consultants: Lentera Artlighting | Project Architects: Erick Laurentius, Hariza Farrasyafina | Contractor: Bouw Atelier | Principal Architects: Ronald Pallencaoe, Erick Laurentius, Darius Tanujoyo | Furniture Consultant: Alpha Interdesign | City: Bandung | Country: Indonesia
Selesai pada kuartal pertama tahun 2021, Hideout House adalah sebuah rumah di kawasan perumahan yang dekat dengan jalan utama. Di luar, rumah tampak tersembunyi di balik tembok beton tinggi dengan hanya lantai dua yang terlihat.
Namun, begitu melangkah masuk ke dalam rumah melalui pintu masuk utama, orang bisa langsung melihat sebuah kolam dangkal di tingkat yang lebih rendah, lengkap dengan air yang terus menetes di dindingnya. Secara desain, ini memungkinkan arsitek memberikan dua pilihan kepada pengunjung untuk melanjutkan ke area semi-privat yang terletak di lantai yang sama atau turun ke area komunal melalui tangga. Perataan tanah juga dimaksudkan untuk pengalaman yang lebih spasial untuk perjalanan di dalam rumah.
Area komunal memiliki lantai yang menghadap ke kolam dangkal. Kawasan ini terinspirasi dari keberadaan ruang publik komunal dalam masyarakat Indonesia, namun perlahan semakin sulit ditemukan dalam gaya hidup urban modern. Oleh karena itu, Pranala Associates berkeinginan untuk membuat suatu ruang dimana pemilik rumah dapat berinteraksi dengan bebas atau melakukan banyak kegiatan antara satu sama lain atau dengan tamunya. Selain itu, penerapan pintu kaca geser yang besar membuat transisi yang mulus dari dalam ruangan ke luar ruangan.
Untuk Hideout House, Pranala Associates menunjukkan bagaimana kemewahan bisa menyatu dengan bahan mentah. Perabotan kelas atas pilihan berdiri berdampingan dengan kayu ulin (kayu besi) dan dinding beton. Semua detail itu dapat ditemukan di area semi-privat. Ini adalah ruang terbuka dengan jendela kaca tinggi dengan pemandangan halaman dalam di bawah. Di seberang jendela, deretan pohon eucalyptus ditanam di samping tangga untuk memberikan pengalaman visual yang berbeda dari berbagai sudut. Mirip dengan area komunal, hal ini juga menunjukkan bagaimana elemen indoor dan outdoor dapat dibawa ke dalam ruang yang sama dengan menyediakan dan menempatkan detail yang cukup.