Architects: Pranala Associates | Area: 760 m² | Year: 2020 | Photographs: Mario Wibowo | Manufacturers: Hansgrohe, Louis Poulsen, Duravit, Daikin, MIWA, Tostem Aluminium | Lead Architect: Ronald Pallencaoe, Erick Laurentius, Darius Tanujoyo | Lighting Consultant: Lentera Art Lighting | Landscape: Larch Studio | Contractor: Bouw Atelier | Interior Design: Pranala Associates | Project Architects: Erick Laurentius, Chrystal Natalie | Furniture Consultant: Alpha Interdesign | City: Bandung | Country: Indonesia
Hanya selangkah dari pintu masuk, pengunjung akan dibawa dalam perjalanan menikmati arsitektur rumah. Terletak di Bandung, Indonesia, Hover House menghadirkan tema arsitektur yang bereksperimen dengan gravitasi. Arsitektur rumah ini sejak awal ingin menunjukkan bahwa beton yang biasanya terkesan berat bisa didesain sedemikian rupa agar terlihat ringan.
Di pintu masuk rumah terdapat taman rumput cogon yang melengkapi arsitekturnya yang dapat dinikmati masyarakat. Hover House memiliki 3 massa yang dibagi berdasarkan fungsinya masing-masing. Jika kita memasuki area rumah, terdapat persimpangan yang membagi pintu masuk, ruang tamu utama, area pelayanan, taman depan, dan taman belakang. Jadi terasa ada perpisahan namun tetap dalam satu kesatuan. Rumah itu sendiri didahului oleh serambi semi terbuka, membingkai pemandangan ketinggian yang mencolok dari bangunan utama yang menampung tempat tinggal utama.
Arsitekturnya dibuat lebih rustic dan brutal sehingga memberikan kesan berbeda bagi pengunjung. Sang arsitek ingin menunjukkan bahwa unsur brutalisme dapat dipadukan dengan arsitektur tropis dengan atap panjang dan lebar untuk mengontrol aliran air hujan. Dalam proses perancangannya, tim arsitek banyak berdiskusi karena bangunan ini menggunakan kombinasi struktur baja dan struktur beton.
Material utama yang digunakan selama proyek ini adalah beton ekspos dengan tekstur butiran kayu yang dibuat dengan cermat melalui penggunaan kayu pinus 'berbutir berat' (Jati Belanda). Sesuai dengan tema 'rumah melayang', tim arsitek konsisten menerapkan tema tersebut tidak hanya pada eksterior tetapi juga interior dan pencahayaan.
Untuk memperkuat kesan 'melayang', interiornya juga diisi dengan detail yang mempertegas tema. Furnitur dibuat secara horizontal sehingga ada kesan 'mengambang' dan ringan. Dengan demikian, seluruh pengalaman melawan gravitasi dapat dirasakan tidak hanya dari luar tetapi juga saat pengguna berada di dalam rumah.