Architects: Tamara Wibowo | Area: 600 m² | Year: 2015 | Photographs: Fernando Gomulya | Manufacturers: Hafele, Il Sogno, Kronospan, Swiss Krono AG, Teak wood, Tegel Kunci | City: Semarang | Country: Indonesia
Terletak di sudut lingkungan perbukitan di kota Semarang, Indonesia, rumah ini terbuka terhadap lingkungan sekitarnya sekaligus mewujudkan ruang hidup yang nyaman di interior rumah. Rumah yang terdiri dari massa berwarna abu-abu dengan bukaan berlapis kayu ini disusun secara geometris berdasarkan fungsinya. Satu massa adalah tempat tinggal, satu massa adalah kantor dan garasi, dan yang lainnya adalah ruang pelayanan.
Semua massa ini mengelilingi kekosongan tempat tumbuhnya pohon mangga yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Kekosongan inilah yang kemudian menjadi pintu masuk rumah. Rumah ini berfokus pada penciptaan rangkaian pengalaman yang membawa fokus kembali ke alam melalui tumpang tindih spasial ruang dalam dan luar ruangan serta kehadiran cahaya yang masuk melalui jendela atap dan bukaan besar.
Rumah ini memiliki bukaan tersembunyi yang tinggi dan lebar di seluruh bagiannya tidak hanya untuk memaksimalkan koneksi visual dengan lingkungan sekitarnya tetapi juga untuk membiarkan rumah bernafas dengan membawa cahaya dan udara terlindung ke dalam rumah. Artikulasi bukaan memungkinkan mereka menciptakan hubungan yang tidak terputus dan tidak terbatas antara bagian luar dan dalam rumah. Rumah ini menggunakan material kayu oranye hangat yang kontras namun saling melengkapi dan beton abu-abu sejuk.