Architects: Andyrahman | Area: 300 m² | Year: 2017 | Photographs: Mansyur Hasan | Manufacturers: Mortar Utama, Osram & Ong Cen Kuang, Propan | City: Semarang | Country: Indonesia
Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, pohon mempunyai arti penting dalam kehidupan. Pohon tersebut disimbolkan sebagai kayon (gunungan), pada hakikatnya adalah pohon hidup atau “pohon kehidupan”, yang melambangkan kehidupan di dunia dan isinya. Dengan pepohonan, masyarakat akan hidup lestari. Tanpa pohon, manusia akan binasa.
Pepohonan juga menjadi metafora dalam arsitektur di daerah tropis, sehingga yang terpenting dalam sebuah rumah adalah naungan/peneduh atap, sedangkan dinding harus diusahakan menjadi dinding yang dapat dilalui cahaya dan udara dengan leluasa. Rumah ini dirancang dengan kesadaran itu juga, sebagai peneduh yang ditutupi oleh dinding yang berlubang (roster).
Pemilik rumah ini adalah seorang pecinta kayu berat yang memiliki koleksi barang-barang kayu tua yang telah dikumpulkannya selama puluhan tahun. Penggunaan kayu hendaknya dilakukan secara bijak, dan memperhatikan kelestariannya, agar bahan bangunan selalu tersedia dan terjaga kelestariannya. Penggunaan kayu secara bijak juga berkaitan dengan keberlangsungan penanaman pohon di bumi yang diwujudkan dengan menanam pohon di area rumah ini.