Architects: Somia Design Studio | Area: 372 m² | Year: 2016 | Photographs: Mario Wibowo | Manufacturers: Conwood, Daikin, Dulux, Grundfos, Modena & Samsung, PC Henderson, Roman Ceramics, Toto | MEP Consultant: AMEP Design | Interior Design: Maekayu Interior & furniture | Structure Consultant: Saka Undagi SC | Landscape: Somia Design Studio | Design Principal: Widiadnyana | Designer In Charge: Ayu Trisna Sri Hapsari | Lighting: Somia Design Studio | City: Denpasar | Country: Indonesia
Rasio 40:60 untuk kawasan terbangun dan kawasan hijau ditetapkan untuk menghargai hubungan dalam dan luar ruangan, sehingga menghasilkan lebih banyak aktivitas di luar ruangan dan secara tidak langsung membentuk ruang kerja yang lebih mobile dan fleksibel bagi semua orang.
Rasio yang sama juga berlaku untuk zona publik dan privat, dimana publik berfungsi sebagai area perkantoran dan privat sebagai ruang tamu. Untuk menggambarkan kedua sisinya, dibentuklah dinding pembatas untuk menghasilkan pembatas yang signifikan antara dua ruang fungsional yang kontras.
Di antara dinding pembatas yang masif, dibuat pintu pivot tengah berukuran 2,85 x 2,85 meter yang menghubungkan area publik dan privat, namun tetap menjaga privasi kompleks rumah. Tepat setelah pintu diputar, perasaan nyaman menyambut Anda dengan desain lanskap tropis kontemporer. Tanahnya ditutupi kerikil lepas, disertai deretan dek kayu dengan bangku beton apung yang berfungsi sebagai ruang berkumpul di luar ruangan.
Meskipun lanskapnya luas, namun rumah ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan ideal dan ergonomis penghuni rumah. Memasuki rumah dari pintu kaca geser rangka kayu hitam, ruang tamu terbuka yang terdiri dari ruang tamu dan ruang makan menyambut penghuninya dengan suasana hati yang menyenangkan dengan komposisi dinding bata merah khusus yang luar biasa. Perbatasan yang berdekatan dengan taman dipenuhi dengan pintu dan jendela kaca, sehingga memudahkan penghuninya untuk merasakan pengalaman luar dalam dari setiap sudut.
Kamar tidur utama terletak di sisi timur, di samping tangga yang ditumbuhi rumput menuju taman, sehingga ruangan dapat menikmati pemandangan taman yang menakjubkan, sekaligus memungkinkan sinar matahari masuk dengan anggun ke dalam ruangan. Di samping ruangan yang kompak dan nyaman ini terdapat kamar mandi utama, yang menyediakan ruang lingkup tersendiri untuk area shower dan area lemari, serta meja rias di depan. Di lantai atas, disiapkan dua kamar tidur bersama untuk anggota keluarga yang akan datang, difasilitasi dengan kamar mandi bersama dan area bersantai keluarga kecil, yang berfungsi sebagai ruang berkumpul anak-anak.
Untuk menghasilkan bahasa desain yang konsisten, dipilih tiga warna material finishing. Untuk aksennya dipilih bata merah ekspos karena merupakan produk lokal yang memiliki karakter natural dan juga merupakan salah satu material yang biasa digunakan pada bangunan adat Bali. Sebaliknya, warna hitam juga disisipkan untuk menghasilkan nuansa elegan dan maskulin pada bangunan. Untuk menyeimbangkan kombinasi warna bata dan hitam, warna ekspos semen dipilih sebagai penyeimbang warna netral.