Architects: Edha Architects | Area: 240 m² | Year: 2010 | Photographs: Fernando Gomulya | City: Jakarta | Country: Indonesia
FengShui adalah topografi Tiongkok kuno yang meyakini bahwa manusia, bangunan, dan alam harus hidup harmonis dalam sinergi positif. Berdasarkan keyakinan tersebut, pemilik rumah ini meyakini bahwa penerapan FengShui pada rumahnya akan meningkatkan kualitas hidup seluruh anggota rumah tangga, karena penerapannya dapat dilihat secara nyata dalam rutinitas kehidupan sehari-hari.
Selain FengShui yang menjadi landasan utama untuk zonasi seluruh area rumah ini, sang arsitek juga mencoba menghadirkan arsitektur modern pada bangunan ini, sehingga rumah ini tidak hanya bernilai fungsional, namun juga estetis. Seluruh zonasi rumah ini disesuaikan dengan perhitungan ahli FengShui yang telah dibuat sebelumnya. Arsitek hanya menyelesaikan dan menerjemahkannya ke dalam norma-norma arsitektur, sehingga dapat terjalin ‘dialog’ antara FengShui dan arsitektur. Sederhana namun memiliki karakter yang kuat. Kedua istilah inilah yang ingin dimasukkan oleh para arsitek ke dalam desainnya.
Fasad bangunan pada dasarnya terdiri dari bidang-bidang geometris yang diberi penekanan oleh garis-garis, baik secara vertikal maupun horizontal. Bidang-bidang masif dipadukan dengan material kaca dan diperhalus dengan mengaplikasikan kisi-kisi kayu pada bagian atasnya.
Untuk interior, pencahayaan dan sirkulasi udara dioptimalkan secara maksimal. Pada area tangga, terdapat skylight di sepanjang tangga untuk memberikan efek “dramatis” bagi siapa pun yang menginjaknya. Cara yang sama juga diterapkan pada ruang makan yang mendapatkan cahaya dari skylight melalui lantai kaca di atasnya. Pada lantai tiga, khususnya sepanjang koridor kamar tidur, bahasa arsitektur tampak sebagai bayangan yang disebabkan oleh detail dan komponen arsitektur yang dirancang oleh arsiteknya.