Architects: noMADen studio | Area: 280 m² | Year: 2009 | Photographs: Muhammad Chotob Wibowo & MADcahyo | City: Surabaya | Country: Indonesia
Rumah ini sebagian akan digunakan untuk usaha rumah pasca pensiun dan 'rumah kantor' untuk salah satu putranya. Pada bagian samping rumah yang menghadap jalan utama (selatan), dirancang sebuah garasi yang nantinya dapat berfungsi sebagai pertokoan. Toko ini memiliki akses tersendiri ke lantai di atasnya yang dirancang sebagai rumah kantor. Antara lantai 2 dengan rumah kantor terdapat pintu penghubung. Keluarga pemilik merupakan keluarga besar yang sering melakukan kegiatan rutin bersama sehingga diperlukan ruang untuk menampung kegiatan rutin, seperti : kumpul keluarga, pengajian, puasa & sholat tarawih dll. Mulai teras depan, ruang tamu, ruang keluarga hingga ruang makan didesain tanpa dinding permanen yang diharapkan dapat menampung suasana beraktivitas yang bersahabat jika diperlukan. Untuk menunjang upaya tersebut juga area carport sisi timur dapat dimanfaatkan sebagai perpanjangan dapur.
Pengguna memiliki banyak hobi seperti mengoleksi aksesoris dan furniture tradisional bergaya etnik, memelihara ikan, burung, serta tanaman. Dinding yang disediakan cukup banyak sebagai area pajangan juga dianggap dapat mengakomodasi penataan dan penempatan koleksi aksesoris dan furnitur bertema berani. Penyediaan kolam ikan selain sebagai penyejuk udara alami dan sebagai penenang suasana rumah juga menjadi media hobi memelihara ikan. Halaman hijau yang luas selain dijadikan area penghijauan juga disediakan bagi pemilik rumah yang hobi menanam. Kanopi kantilever beton memberikan keteduhan dan bayangan serta ruang untuk memajang tanaman di lantai 2.
Menggunakan bata ringan ekspos untuk seluruh dinding karena lebih murah dibandingkan dengan bata merah pada biaya akhir bila diekspos. Bata ringan merupakan material yang kedap air sehingga dapat digunakan sebagai material ekspos untuk material konstruksi dinding. Pada atap yang ditampilkan, gunakan kembali genteng lama sebagai bahan daur ulang untuk rumah baru. Pada bagian atap yang tidak diperlihatkan dirancang menggunakan atap fiber semen gelombang sehingga menghemat penggunaan rangka atap kayu.
Memanfaatkan kembali seluruh sisa bekisting & scaffolding kayu yang masih dalam kondisi baik untuk rangka plafon, rangka atap, railing, pagar dan beberapa furniture. Oleh karena itu, kayu kelapa selain dipilih juga harganya relatif murah, keras dan kuat. Menggunakan material ekspos dan telanjang sebagai konsep finishing untuk menurunkan biaya finishing dan pemeliharaan.
Untuk meminimalkan penggunaan kayu, maka penggunaan kusen jendela rangka kayu hanya untuk jendela ayun, jendela kaca tetap diapit oleh trim kayu kecil yang disekrup dan diberi penutup agar air tidak tembus. Mengurangi jarak lantai ke lantai secara efektif, tinggi hanya 2,88 m dan jarak lantai ke langit-langit hanya 2,4 m namun tetap memperhatikan proporsi ruang dan kenyamanan psikologis ruang yang layak huni.