Proyek perumahan ini berlokasi di Medan, Indonesia. Tanahnya sendiri 150 m2 dan rumah 3 lantai 250 m2. Semuanya dimulai dari garis sederhana dan semuanya berubah menjadi berbagai ukuran dan bentuk. Dengan sedikit sumber kehidupan terbesar alam - cahaya, mereka membentuk arsitektur yang sangat seimbang. Fasadnya berupa dinding beton setinggi 3,8 meter, melindungi teras yang sengaja disembunyikan pada pandangan pertama untuk memicu minat dan keingintahuan.

Setelah itu, sebuah lorong yang luas mengikuti untuk mengarahkan penghuni ke pemandangan berbeda dari rumah ini. Adegan di mana kenyamanan dan desain bekerja bersama. Dengan beberapa elemen struktural dipertahankan, perubahan diperlukan untuk membangkitkan rasa kelapangan di dalam rumah.

Perataan bangunan dan skylight kaca memainkan peran penting dalam menciptakan seluruh suasana rumah. Rongga dan tidak adanya pelat lantai yang kokoh menghasilkan pencahayaan yang lebih optimal. Pelat lantai diubah menjadi pelat kisi galvanis sehingga pencahayaan alami dapat lebih ditekankan, bahkan berguna sebagai penunjuk waktu agar penghuni dapat menikmati berlalunya siang dan malam.

Beton, kayu, dan warna di dalam rumah bekerja secara harmonis untuk menciptakan ketenangan di dalam ruang. Setiap karakteristik bahan membuat rumah menjadi utuh. Setiap garis yang ditarik selalu terhubung seperti hubungan yang tidak terungkap antara rumah dan penghuninya, selalu melengkapi dan melindungi satu sama lain.