Architects: JXA Studio | Area: 500 m² | Year: 2021 | Photographs: KIE | Manufacturers: Arturo Flakes Multicolor, Jayaboard Gypsum, Niro Granite Indonesia, Toto | Landscape: JXA Studio | Project Managers: Egi Restiadi | Contractor: Estatura.id | Structure Engineers: Utep Rahmat | Lead Architect: Ruky Rukmono | City: Bandung | Country: Indonesia
Tampil masif dengan kesan fasad beton diselingi garis-garis pada pagar dan dinding dengan celah. Secara visual, celah-celah itu menjadi analogi jeda, bernapas, dan lepas. Celah-celah tersebut berfungsi sebagai jalan masuk bagi sinar matahari langsung dan udara untuk bersirkulasi dan juga meredam kebisingan sekitar.
Keinginan klien untuk menciptakan suatu ruang untuk mewadahi usahanya yang meliputi toko, kantor dan coworking space memunculkan ide untuk membangun sebuah karya arsitektural di tengah kawasan padat penduduk dengan akses jalan yang terbatas, untuk merepresentasikan sebuah ruang yang arif, tenang, tetapi karakter yang membangkitkan semangat. Merupakan sebuah tantangan untuk menjadikan gedung ini sebagai ikon di lingkungan sekitar, sekaligus analogi sebuah perusahaan yang menonjol di antara keramaian. Penerapan material beton ekspos pada fasad bangunan menghasilkan unsur estetika yang mentah dan jujur. Beton pracetak ini berfungsi sebagai peredam panas dan kebisingan dengan perawatan minimal.
Dari depan, lantai kayu ulin terhampar di area retail room di lantai dasar. Orientasi sumbu ruangan disesuaikan agar sejajar dengan bukaan pintu utama di sudut lahan, menjadikannya unik dan menarik. Aliran sirkulasi kemudian diarahkan ke area tengah yang terdiri dari pantry, ruang tamu, dan halaman dalam. Area ruang tamu dilapisi dengan garis kayu solid dan dilengkapi dengan tangga spiral yang menjadi focal point ruangan. Tangga dilengkapi dengan skylight dan jendela atap, memungkinkan sinar matahari yang melimpah masuk dari pagi hingga sore hari. Sehingga konsep ruangan tertutup tetap bisa nyaman dengan adanya pintu masuk yang besar untuk sinar matahari dan udara.
Orientasi area untuk berkomunikasi dengan pelanggan dan masyarakat diatur menghadap ke belakang tanah dimana halaman dapat berfungsi sebagai area diskusi terbuka dengan privasi. Area tersebut menggunakan batu bata yang diletakkan dengan pola unik untuk menciptakan ruang yang lebih dinamis dan kreatif yang sesuai dengan tujuan area tersebut. Beberapa bangku yang terbuat dari batu andesit berukuran 1-2 meter yang ditempatkan secara sederhana di taman ditambahkan untuk mendukung konsep keseluruhan. Untuk mengantisipasi musim hujan yang tinggi, ruang semi terbuka ini dirancang dengan kanopi geser pintar yang dapat diaktifkan hanya dengan remote control saat akan hujan. Rancangan arsitektur secara keseluruhan dibuat dengan pesan untuk menunjukkan bahwa ruang-ruang yang tercipta mampu memberikan stimulus dan kondisi dimana penghuninya dapat lebih kreatif, kolaboratif, dan giat mengembangkan usahanya.