Architects: Studio Avana | Area: 560 m² | Year: 2021 | Photographs: KIE | Manufacturers: AutoDesk, Lumion, SketchUp, Adobe Creative Cloud, Antonio Lupi, Ateson, Niro Granite Indonesia, Owen, Panasonic, TOSTEM LIXIL, Toto, Venus Tiles | Lead Architect: Martin Pradipta, Ramos Saedi, Rayner Tulus | City: Bandung | Country: Indonesia
Bagaimana sebuah rumah bisa bercerita? Verdure House dapat melakukannya dengan baik. Karena setiap konfigurasi di rumah ini dimaksudkan agar penghuni bisa banyak bercerita dan berbagi pengalaman di setiap pertemuan. Rumah ini berdiri di pinggir jalan yang teduh di Bandung. Sepanjang tahun, lingkungan sekitar merupakan kombinasi dari suasana yang tenang, pepohonan yang rimbun, dan udara yang sejuk. Rumah ini memiliki lahan yang cukup luas dan memaksimalkan fungsi setiap area untuk kenyamanan seluruh penghuninya.
Studio Avana mengambil pendekatan unik dengan membuat dua bangunan massal. Karena penghuninya adalah generasi yang berbeda, konsep pemisahan massa bangunan berusaha untuk memisahkan berbagai kebutuhan penghuninya. Meski terpisah, Verdure House dirancang untuk memungkinkan keterhubungan yang kuat melalui sejumlah bukaan yang menjadi tempat pertemuan. Verdure House memiliki tiga tingkat, dua di atas tanah serta ruang bawah tanah. Ruang bawah tanah digunakan untuk area hiburan, dan dua lantai di atasnya digunakan untuk mendukung berbagai aktivitas pribadi dan publik penghuninya.
Beberapa kamar yang luas dan nyaman dirancang untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan, termasuk menjamu sekelompok besar kerabat yang sering berkunjung ke rumah. Area hiburan, studio pertukangan kayu, garasi, empat kamar tidur, beberapa kamar mandi, pantry bergaya Jepang, area BBQ, dan gym adalah beberapa fasilitasnya. Semua kamar ini dihubungkan oleh bukaan yang lebar.
Verdure House tampil serasi melalui pemasangan beberapa elemen seperti batu alam, beton, dan kayu, yang mengadopsi banyak gaya seperti industrial, arsitektur tradisional Jepang, dan tropis modern. Aspek-aspek tersebut berkolaborasi untuk menjelaskan transisi antar ruang, tidak hanya dari segi estetika. Warna natural dari elemen kayu yang cukup dominan di setiap area ruangan, baik eksterior maupun interior, tentu menarik perhatian.
Elemen kayu dapat terlihat pada eksterior rumah di pintu gerbang, pintu masuk utama, pergola, kulit sekunder, dan lantai kayu. Elemen kayu pada secondary skin berfungsi ganda sebagai penahan sinar matahari langsung yang dapat dibuka dan ditutup sesuai dengan kebutuhan sirkulasi udara. Sedangkan pada bagian interior, elemen kayu dipasang untuk melapisi dinding agar memberikan kesan hangat, seperti pada ruang tamu, ruang keluarga, dan beberapa kamar tidur.
Pemasangan skylight, beberapa jendela lebar, secondary skin, dan area unik paludarium yang berada di samping kolam renang memungkinkan aliran udara masuk ke dalam rumah ini. Ventilasi silang juga dimungkinkan dengan terbukanya setiap sekat antar ruang. Rumah ini juga lebih hemat energi karena adanya pemasangan panel surya di atap. Implementasi konsep ini menciptakan kompleksitas tersendiri untuk menjawab kebutuhan yang beragam. Luas taman dan sebaran berbagai tanaman membuat rumah ini memiliki area hijau yang mencapai 40% dari total luas lahan, oleh karena itu dinamakan Verdure House.