Architects: Wahana Architects | Area: 300 m² | Year: 2015 | Photographs: Fernando Gomulya | Manufacturers: AutoDesk, ACT 3D, Adobe Systems Incorporated, Jayaboard, MM Galleri Jakarta, Mowilex, Trimble Navigation, Wisma Sehati | Lead Architects: Rudy Kelana | Design Team: Vina Hidajat, Ruth Connie Rajagukguk | Engineering And Construction: Wahana Cipta Selaras | Lighting: David Liming Engineering: Wahana Cipta Selaras | Construction: Wahana Cipta Selaras | City: Jakarta | Country: Indonesia
Latar belakang perancangan ini adalah padatnya kawasan perkotaan di Kelapa Gading. Pemiliknya adalah seorang pengusaha muda dengan dua anak. Mereka tidak membutuhkan ruangan yang rumit, hanya ruangan yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pemilik juga meminta arsitek memastikan setiap ruangan akan digunakan. Ia harus mampu mengontrol fungsi ruang-ruang di dalam rumah. Oleh karena itu, menyebabkan rumah menjadi kompak.
Dengan pemikiran latar belakang ini, arsitek menawarkan solusi desain dengan menciptakan rumah tanpa ruang mati. Fokusnya diarahkan ke bagian dalam bangunan. Rumah ini terletak di daerah yang padat, sehingga tidak ada potensi dari lingkungan untuk menghasilkan konsep yang kuat. Sebagai arsitek, kami memutuskan bahwa konsep desain ada di dalam rumah itu sendiri. Pendekatan kami adalah menghapus batas -batas yang memisahkan di dalam dan di luar ruangan. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan ruang terbuka di setiap lantai dan menempatkannya di antara kamar fungsional.
Untuk fasad rumah, idenya adalah mendesain sekat yang terbuat dari panel semi transparan, yang berfungsi sebagai penyangga lokasi keramaian tanpa menutup bangunan. Layarnya juga memungkinkan akses visual ke luar melalui panel semi transparan. Oleh karena itu, secara konsisten mempertahankan konsep mengaburkan batas antara ruang dalam dan luar ruangan di seluruh rumah.
Ada perawatan khusus yang diberikan ke ruang tamu dan ruang makan rumah. Dipisahkan oleh perbedaan level, kedua kamar diatur dalam rencana terbuka. Menghasilkan keseluruhan terpadu dengan efek yang berbeda. Penekanannya dibuat pada ruang tamu seperti teras, yang memiliki bukaan yang dapat disesuaikan yang tersedia dengan menggunakan pintu geser. Karena sifat kelapa gading, tidak ideal untuk membuat kamar yang benar -benar terbuka.
Teras dan taman kecil yang ada di setiap lantai menjadi fitur penting rumah. Area-area ini terhubung dari lantai pertama hingga atas, memandu orang-orang dalam rangkaian ruang terbuka yang berfungsi sebagai inti bangunan. Semua bahannya buatan lokal. Lantai dan finishing kamar mandinya menggunakan marmer lokal. Parket kayu dan batu alam cukup dominan. Kaca tetap menjadi material utama rumah. DC 20 adalah rumah perkotaan yang modern, kompak, dan terbuka. Konsep utamanya adalah penempatan taman di ruang padat ini.