Architects: Eben | Area: 550 m² | Year: 2019 | Photographs: Mario Wibowo, Ernest Theofilus | Manufacturers: Toto | Principal Architect: Ebenhaezer Lontoh | Lighting Design: Kiri-Atelier | Country: Indonesia
Ide utama dari rumah ini adalah menciptakan ruang yang terasa sangat terbuka, tentram dan memberikan lingkungan santai bagi pemilik rumah, lingkungan yang kontras dengan kehidupan kota Jakarta yang padat dan bising. Jadi rumah harus bisa menjadi tempat peristirahatan sehari-hari bagi pemilik rumah, setelah aktivitas pekerjaan mereka yang sibuk dan intens di kota.
Rumah ini memiliki dua halaman dengan ruang tamu sebagai jantung rumah terletak di antara keduanya. halaman depan pertama berfungsi sebagai transisi lembut antara jalan utama yang sibuk dan rumah. Ini adalah pengalaman/Foyer pertama yang menyambut tamu rumah. Ini adalah pengalaman yang berbeda dan unik saat memasuki rumah dibandingkan dengan foyer internal pada umumnya. Halaman ini juga menjadi ruang bagi pemiliknya untuk menikmati ikan koi kesayangannya.
Setelah pelataran depan terdapat ruang tamu yang merupakan jantung rumah, terletak di antara pelataran depan dan pelataran tengah. Ruang ini memberikan pengalaman terbaik dalam rumah karena kita bisa sekaligus menikmati ruang terbuka. Pemilik rumah tak perlu takut membuka jendela ke depan karena halaman depan dan rangkaian sekatnya menjamin privasi penghuninya.
Kedua sisi menjadi terbuka setelah kaca meluncur sepenuhnya, menciptakan nuansa semi outdoor pada ruang tamu. Suara gemericik air dari kedua halaman menghalangi kebisingan dari luar, juga memberikan perasaan tenteram saat berada di dalam rumah. Halaman tengah menghubungkan ruang tamu dan ruang makan, sekaligus menjadi tempat utama keluarga berkumpul dan berolahraga di kolam renang.
Mereka kerap membawa minuman dari pantry ruang makan, dan duduk di tepi kolam renang untuk menikmati hari. Halaman tengah ini menonjolkan taman vertikal sebagai pemandangan utama rumah. Tempatnya juga merupakan pemandangan internal utama ke 2 kamar tidur di luar.
Kamar tidur utama terletak di bagian depan rumah, yang terhubung dengan halaman depan di bawahnya. Semua kamar tidur bisa mendengar suara air dari halaman. Layar kayu diperkenalkan untuk menghalangi panas matahari, juga untuk mendramatisasi sinar matahari yang menyusup ke dalam rumah sekaligus meningkatkan privasi pemiliknya. Mereka bisa leluasa membuka jendela tanpa takut ada orang dari luar yang melihat ke dalam. Layarnya berfungsi seperti lentera di malam hari, memberikan ciri khusus alami rumah pada malam hari.