Architects: Andramatin | Area: 390 m² | Year: 2014 | Photographs: Mario wibowo | Manufacturers: AGC, Acor, Blanco, Mowilex, Propan, Thonet, Toto | Lead Architects: Andramatin | Project Team: Patisandhika Sidarta, Yogi Ferdinand, Fandy Gunawan, Erick VH | Contractor: Basuki | City: Bandung | Country: Indonesia
Terletak di kawasan perbukitan Bandung, EH House dirancang untuk menjadi villa akhir pekan bagi seorang ibu dan anak-anaknya. Villa dengan 3 kamar tidur ini dilengkapi dengan beberapa area berkumpul yang terhubung dengan satu balkon terbuka. Di dalam lokasi, vila ini dirancang sebagai pusat aktivitas yang terpencil ditumbuhi pepohonan pinus yang lebat. Perumahan ini menutup sendiri dari jalan utama dan membuka melalui deretan kaca, menuju bagian menuruni perbukitan dan pemandangan kota.
Iklim Bandung yang sejuk diimbangi dengan penggunaan kayu sirap pada bagian atap, kayu jati pada interior, dan kayu ulin pada area balkon. Selain pertimbangan termal, pemilihan suasana juga dipilih untuk memberikan kenyamanan dan rasa hangat di dalam vila, tempat berkumpul dan beristirahat sekeluarga. Tingkat lantai yang berbeda mencerminkan tingkat privasi yang dibutuhkan. Lantai dasar hunian memiliki seluruh jawaban atas kebutuhan pelayanan dan kamar tidur, dilengkapi dengan jendela yang menghadap pemandangan di selatan.
Sedangkan di lantai satu memiliki balkon semi outdoor, ruang tamu, ruang makan, dan ruang baca di mezzanine. Deretan area ini dipisahkan dengan perapian dan pintu kaca geser yang dibuka setiap hari dan dihubungkan dengan balkon besar panjang yang membentang di sepanjang sisi hunian. Komposisi atap mansard dikembangkan melalui konstruksi dan detail arsitektur baru, sebuah pendekatan terhadap konteks lokalitas yang dielaborasi dengan kebaruan teknologi baru. Tidak hanya menciptakan ruang yang lebih bervolume dengan bentuk atap yang retak, skylight juga diperkenalkan untuk menyambut sinar matahari melalui langit-langit kayu.