Architects: Phidias Indonesia | Area: 180 m² | Year: 2019 | Photographs: Andreaswidi | Manufacturers: Alderon, Conwood, Dulux, Philips, Roman Granite, Taco, Toto, Trimble, ZWCAD | Design Team: Phidias Indonesia | Architect In Charge: Harfansyah Azhar | City: Jagakarsa | Country: Indonesia
Tinggal di negara tropis seperti Indonesia memungkinkan kita memiliki akses sinar matahari tanpa batas. Artinya, kita bisa mengalami “musim panas” sepanjang tahun. Kondisi tersebut bisa baik atau tidak baik untuk sebuah rumah, tergantung seberapa banyak penetrasi sinar matahari yang masih nyaman bagi penghuninya. Menghadapi Timur dan Barat biasanya menjadi perhatian besar dalam konteks tropis. “Rumah Teman Musim Panas” kami adalah salah satu solusi untuk masalah ini, yang menunjukkan strategi arsitektur untuk rumah kompak, di lokasi sempit yang menghadap ke barat.
Kami mendorong dan menarik massa bangunan untuk mengoptimalkan bayangan pada bukaan dan dinding. Oleh karena itu, suhu fasad mungkin lebih rendah. Strategi ini tidak hanya untuk mengoptimalkan bayangan, namun juga untuk menghindari besarnya massa bangunan secara keseluruhan. Pada bangunan induk, lantai dasar kami dorong agar lebih dalam dari lantai atas. Namun untuk area servis, kami menjaga kedalaman dinding lantai dasar dan lantai atas tetap sama, karena dimensi kritisnya.
Pada fasad, strategi utama kami adalah menciptakan lebih sedikit bukaan, lebih banyak dinding, dan bukaan terlindungi. Oleh karena itu, kita bisa melihat kombinasi dinding dan jendela kecil pada fasadnya. Untuk menghindari kesan masif pada dinding, umumnya kami menggunakan warna yang lebih terang, dan memberi aksen pada warna yang lebih gelap. Selain itu, pada lantai atas, kami menggunakan roster buatan tangan yang terbuat dari batu bata ringan untuk melindungi jendela kamar tidur. Dengan demikian, kita dapat melihat komposisi dan kombinasi bahan yang kaya tidak hanya untuk tujuan estetika, tetapi juga untuk tujuan fungsional.
Pada lantai dasar, fungsi utamanya untuk menampung acara kumpul keluarga, dengan ruang tamu sebagai pusat kegiatan, secara horizontal dan vertikal. Secara horizontal ruangan ini terhubung langsung dengan halaman kecil, ruang makan dan area servis, serta terhubung dengan kantor. Kami menghindari pemisahan ruangan untuk menciptakan kesan luas pada ruangan. Secara vertikal, ruang tamu menjadi akses utama menuju lantai atas, melalui tangga lurus elegan berbahan beton yang bersebelahan dengannya. Model tangga lurus digunakan untuk mengoptimalkan ruang fungsional di lantai dasar.
Lantai Atas, merupakan pusat aktivitas pribadi rumah, terdiri dari 3 kamar tidur dan tangga menuju rooftop masa depan. Di sini, kami tidak membuat area umum, untuk memfokuskan aktivitas berkumpul di lantai dasar. Kami menggunakan finishing material yang simpel dan elegan seperti lantai keramik doff, pintu kayu dan tangga baja, serta menggunakan warna yang lebih terang sehingga ruangan terasa lebih lega.