Architects: Bgnr Architects, Kantor Gunawan Gunawan | Area: 1250 m² | Year: 2020 | Photographs: Arti Pictures - William Sutanto | Manufacturers: AutoDesk, Insima, Magi, Robert McNeel & Associates, Titanium, Trimble, Vento by Estica International | Landscape: Kantor Gunawan Gunawan | Architect In Charge: IAI Utama, AA + Giovanni Gunawan, Benny Gunawan, Giovanni Gunawan | Design Team: Maria Imelda, Stevan Eranio, Hendro, Ardhyan, Supri Yusuf, Abi, Sofi R.H., Kevin C., Guszeus Wisnu | Interior Design: Joel Ludong | Collaborators: SABP Contractors, SABP Interior Contractor | City: Trawas | Country: Indonesia
IV Villa merupakan sebuah bangunan yang terletak di kawasan lereng bukit di Selatan Surabaya. Desain rumah disusun dari kontur samping yang sudah ada sebelumnya. Tanah seluas 6.000 meter persegi ini berbentuk datar pada puncaknya dan memiliki pemandangan 270 derajat ke arah tiga gunung tetangga di sekitar area tersebut.
Memanfaatkan puncak yang datar, bangunan ini dirancang untuk duduk di atas, dengan jalur mobil mengelilingi lokasi dari pintu masuk hingga puncak bukit. Hal ini menciptakan perjalanan menuju gedung yang dikelilingi oleh alam perbukitan. Sesampainya di puncak, para tamu memasuki terowongan yang menjadi area drop off dan juga menjadi tempat layanan vila. Sebuah jembatan yang menghubungkan rumah dengan kolam juga menjadi 'gerbang' penyambutan para tamu, memperlihatkan teras utama di lantai atas.
Secara umum bangunannya terbagi menjadi tiga bagian berbeda yang masing-masing menghadap satu gunung. Dua sayap pribadi masing-masing menampung kamar tidur utama dan anak-anak, sementara atrium utama menghadap ke kolam kantilever dengan pemandangan khusus ke bukit dan gunung di seberangnya. Saat tamu masuk dari serambi di bawah tanah, lift terbuka di lantai pertama ke area tempat duduk setinggi dua kali lipat dengan pemandangan alam, kolam renang, dan teras utama tanpa halangan. Di sini semua orang didorong untuk berkumpul menikmati latar belakang alam. Di sayap kanan, satu set dapur lengkap dan ruang makan mengarah ke teras BBQ lainnya dengan pemandangan ke arah lereng gunung lainnya di Timur Laut gedung.
Karena bangunannya terletak di puncak tapak, setiap ruangan di vila juga menghadap ke halaman rumput hijau terbuka yang dirancang sesuai kontur tapak yang sudah ada sebelumnya. Dari halaman rumput, bangunan itu terlihat utuh, terbelah ke tiga sudut berbeda, hampir seperti burung bersayap, bertengger di puncak bukit. Kolam kantilever juga berfungsi sebagai 'jembatan' yang menghubungkan vertikalitas rumah dengan horizontalitas panorama lanskap, dengan tepiannya menjadi batas terakhir antara arsitektur dan alam.