Architects: Aaksen Responsible Aarchitecture | Area: 191 m² | Year: 2019 | Photographs: KIE | Manufacturers: Conwood, Panasonic | Lead Architects: Yanuar Pratama Firdaus | Construction: ASEPDEV | Identity Branding And Graphic Design: Monoponik | Augmented Reality Installation: Assemblr | Design Team: Gea Sentanu, Rio Bravo, Azzahra Dartaman, Auliya Putri, Agung Kurnia, Bayu Herdiadi | City: Kiaracondong | Country: Indonesia
Berawal dari rencana renovasi rumah Nenek, pada saat pembongkaran ditemukan struktur rangka atap kayu dalam kondisi sangat baik. Ternyata kayu tersebut merupakan kayu yang luar biasa, dimana kayu tersebut telah diawetkan di pedesaan Ciamis sejak lama sebelum dibawa ke Kota Bandung.
Spesies pohon tersebut adalah Moluccan Albizzia, yang terkenal sebagai pohon yang tumbuh cepat dan ekonomis. Potensi tersebut jarang dimaksimalkan karena nilai rendahnya yang hanya berkisar pada IV-V. Namun, ada teknologi yang sudah lama diterapkan oleh petani lokal di Ciamis, Jawa Barat, yaitu mereka mengubur kayu lokal di bawah sawah setelah musim panen. Pemadatan ini telah meningkatkan kualitas kayu secara signifikan sehingga mampu bertahan hingga 30-45 tahun.
Proses perancangan menonjolkan rangka atap kayu pada bangunan eksisting, dengan cara melestarikan dan memperluas rangka secara struktural maupun spasial. Perluasan menyeluruh meliputi suatu cara yang terpimpin, mulai dari konstruksi lama menuju struktur baru. Aksen Kayu Albizzia juga ditempatkan di sekitar elemen non-struktural seperti langit-langit dan ruang baca untuk memperkenalkan kekayaan lokal di dalam ruang interior.