Architects: Studio Lawang | Area: 500 m² | Year: 2017 | Photographs: Mario Wibowo | Manufacturers: Acor, Cisangkan, Dulux, Lysaght, Magnus Aluminium, Niro granite, Paloma, Roman Ceramics, Toto | Arch Const Documentation: Studio Resta | Structural Engineers: Grand Optima Design | Lighting Design: Studio Lawang | City: Babakan Madang | Country: Indonesia
Letaknya di kaki Gunung Pancar, rumah ini menghadap langsung ke salah satu sungai yang berhulu dari gunung tersebut. Berada di lokasi sudut memberi rumah dua keuntungan: pemandangan tanpa halangan dan juga sinar matahari alami yang maksimal. Sejak awal eksplorasi desain, arsitek berupaya merespons lokasi berbentuk trapesium dan dua sumbu yang berbeda: sumbu yang sejajar dengan tetangga dan sumbu yang sejajar dengan jalan.
Setiap ruangan di rumah ini memaksimalkan sinar matahari alami, sehingga menghemat tagihan energi. Memiliki pelataran dalam di tengah rumah memungkinkan lebih banyak ruangan mendapatkan manfaatnya. Pelataran dalam memungkinkan sinar matahari alami memasuki lebih banyak ruangan dan ventilasi silang berfungsi di seluruh rumah.
Salah satu tantangannya adalah fasad rumah yang paling lama terkena sinar matahari barat. Tantangan ini diatasi dengan atap yang menjorok dan dinding yang dalam. Kekosongan besar di ruang tamu utama memastikan aliran udara, memungkinkan sinar matahari memantul dengan bebas, mengisi ruang dan komunikasi antar penghuni.