Architects: RDMA | Area: 800 m² | Year: 2017 | Photographs: Mario Wibowo | Manufacturers: Acor, Blum, CONCH, Formwell, Kemtone, Lamitak, Milesi, Samsung Staron, Schlage, TOBINDO, Toto | Lead Architect: Michael Marino & Noerhadi | Contractor: Vidor Saputro, Ronald Adikusumo | Lead Interior Designer: Hans Hartono, Nessa Phoeng | City: Bandung | Country: Indonesia
Proyek ini dimulai dengan kolom beton satu lantai yang sudah didirikan dengan perhatian selanjutnya dari klien dalam hal fasad dan fengshui. Hal pertama adalah merestrukturisasi rencana untuk memenuhi persyaratan fengshui yang diperbarui. Kemudian mengumpulkan lebih banyak informasi tentang apa yang sebenarnya diharapkan klien, dan setelah itu arsitek dapat mulai melakukan penyetelan.
Gagasan tentang tampilan tropis modern yang sangat kuat dan massal dipilih untuk menghubungkan semua titik di atas sehingga menghasilkan program kerja dan hunian nyaman yang benar-benar berdiri sendiri di tengah cluster perumahan yang baru dibuka tanpa naungan pepohonan yang memadai dari iklim yang keras khususnya di musim kemarau di bandung, indonesia.
Fasad utama mencerminkan kebutuhan peneduh dengan mengartikulasikan profil kayu kecil ke dalam kisi-kisi horizontal yang menyembunyikan area utama yang mematuhi fengshui untuk ditempatkan di tingkat rumah yang lebih tinggi dan menjaga rumah sebagai garis depan. Garis horizontal berlanjut ke dalam pada tingkat yang lebih rendah untuk secara lembut mengartikulasikan batu lokal juga ke dalam kisi-kisi yang memungkinkan pemandangan untuk dilihat ke luar dan bersama dengan gerbang dan garis travertine mencoba membuat bangunan terlihat lebih rendah.
Terlihat jelas dibelakang dari titik terjauh bahwa massa bangunan dipecah menjadi dua dengan susunan pilotis yang menyediakan teras besar di lantai bawah untuk melayani tidak hanya kebutuhan ruang berkumpul pengguna tetapi juga jarak transisi cahaya matahari langsung. Prinsip yang sama diterapkan di lantai atas dimana overhang secara dominan menandai kebutuhan nuansa yang menggabungkan ekspresi perisai yang sama dari fasad secara vertikal.
Kamar tidur utama paling banyak berbicara tentang penghuni rumah karena harus mencerminkan kepribadian mereka, yaitu dua pasangan pekerja yang menyukai kesederhanaan dan kepraktisan. Mayoritas palet material ditata untuk menyeimbangkan dominasi jendela kayu merbau, sehingga mampu menciptakan suasana ruangan yang harmonis. Keunikan dari kamar tidur utama ini adalah adanya unit TV terapung yang memberikan kemampuan bagi penghuninya untuk melihat sirkulasi di baliknya. Unit TV di kamar tidur utama menghubungkan walk-in closet dengan area lounge/kantor.
Ide mini bar awalnya diminta oleh pemiliknya untuk menyajikan minuman keras di dalam kamar tanpa harus keluar. Walk-in closet memiliki sudut unik yang disebut ‘penyimpanan pakaian setengah bersih’ untuk menyimpan sementara pakaian yang akan dipakai lagi nanti, agar tidak tertukar dengan pakaian bersih.
Dapur adalah salah satu ruang paling mendasar di rumah mana pun. Yang satu ini secara khusus memadukan kemewahan panel pernis matte putih dengan kehangatan veneer kayu kenari. Detailnya dimaksudkan untuk membenarkan perasaan kontemporer, yang dibuat dengan garis-garis sederhana dan proporsi yang sempurna, menciptakan tampilan yang benar-benar seimbang untuk kemewahan yang canggih namun tetap berbeda.