Architects: Wahana Architects | Area: 1800 m² | Year: 2009 | Photographs: Mario Wibowo | Manufacturers: Lutron, Duravit, AGC, Alexindo, IRON WOOD, NERO ASSOLUTO, SERPEGGIANTE, Teak wood | City: Jakarta | Country: Indonesia
Terletak di kawasan perumahan di Jakarta Barat, dengan klien yang antusias dan berkolaborasi serta komunikasi yang intens dan berkesinambungan maka nilai pemahaman akan kebutuhan ruang menjadi terpenuhi. Karena memecah bangunan menjadi beberapa massa utama tidak cukup untuk mencegah bangunan menjadi balok yang berat, kami menggunakan garis horizontal yang jelas untuk memecah skalanya.
Tantangan dalam mendesain hunian yang luas adalah membuat anggota keluarga selalu merasa dekat dan nyaman. Ini adalah konsep khusus yang kami tawarkan sebagai arsitek melalui solusi desain. Hunian ini menjadi istimewa karena tidak terlihat dari luar, tersembunyi di antara pepohonan yang lebat dan lebat. Ruang hijau menciptakan lingkungan yang menawan. Kami memanfaatkan lahan seluas 1500 m2 untuk membangun 3 bangunan yang terdiri dari 3 lantai dan 1 basement (2 ruang tamu, ruang makan, 2 pantry, 5 kamar tidur, 7 kamar mandi/ruang rias, ruang kerja, ruang anak, teras rooftop, kolam renang, 3 air mancur hias) dan taman vertikal seluas 200 meter persegi dengan kolam ikan koi.
Ruang hijau yang mengelilingi rumah bisa dinikmati dari dalam karena bangunannya dibalut kaca. Klien bisa menyambut pagi hari sambil menikmati kopi di meja makan yang sengaja diekspos di luar ruang makan. Lounge anak-anak juga menghadap ke kolam renang yang menikmati kesegaran dan sinar matahari yang menyembul di sela-sela tanaman hijau.
Penataan zonasi kamar anak dilakukan di ujung lorong. Kedua orang tua dapat dengan mudah berkomunikasi dengan anak dan melahirkan kebiasaan baru seperti mengucapkan selamat malam dengan menelusuri setiap kamar anak sebelum masuk ke kamar tidur utama. Koridor kamar anak dibentuk dari kolom-kolom dan dinding yang dilapisi kayu jati, handle pintu sengaja dilepas untuk memperkuat kesan dinding seolah-olah tidak ada pintu.
Dalam hal desain interior, warna tanah seperti coklat, abu-abu, krem, dan hitam selaras menyelaraskan suasana hangat di sudut-sudutnya. Tantangan rumah berskala luas bisa diredam melalui pemilihan warna interior yang hangat. Apalagi, seluruh kayu yang digunakan untuk hunian ini merupakan hak milik rumah pemilik sebelumnya. Melalui pengolahan daur ulang yang baik, menjadikan kayu tersebut dapat digunakan kembali secara maksimal tanpa harus membuang materialnya. Meski banyak detail ruangan yang menggunakan kayu tua, namun hasil barunya tidak terkesan kuno dan justru bergaya sangat modern.
Pemilihan furnitur didominasi oleh sejumlah merek interior ternama internasional seperti Naoto Fukasawa, Jean Paul Gaultier, Carlo Colombo, Vincent van Duysen, dan Poliform yang dipilih oleh pemilik dan desainer interior. Eksterior bangunan menyatu dengan interior melalui pintu geser terbuka dan dinding kaca transparan. Penggunaan pencahayaan alami dan buatan (dalam dan luar rumah) berhasil menciptakan suasana homy yang terasa di setiap ruang.