Architects: Wiyoga Ardiansyah | Area: 225 m² | Year: 2020 | Photographs: Jonathan Raditya | Manufacturers: Bengkiray Wood, Conture Indonesia, Modena, Quadra, Toto | Lead Architect: Wiyoga Nurdiansyah | Project Architect: Rendi Yolanda Ilham | City: Tangerang | Country: Indonesia
Lokasi proyek berada di kawasan perumahan Tangerang Selatan. Jadi ada 2 sisi yang terbuka, menanggapi orientasi terhadap matahari, tata letak massa bangunan dimaksimalkan memanjang dari timur ke barat dengan bukaan ke arah utara. Sisi utara merupakan area hijau sebagai penyangga privasi di area dalam. Sedangkan area fasad depan berupa tembok masif karena menghadap ke timur.
Banjar House memiliki 2 lantai, lantai dasar untuk area publik dan layanan, sedangkan lantai atas untuk kamar pribadi. Lantai dasar adalah ruang tamu, ruang makan, pantry, dan area servis. Lantai 1 terdiri dari 2 kamar tidur dengan kamar mandi dalam. Sirkulasi vertikal menggunakan landai, sebagai arsitektur yang lebih user-friendly. Pada lantai dasar, sekat indoor dan outdoor didesain fleksibel yang dapat dilipat sebagai perluasan ruang menuju teras dan taman untuk mengakomodir kebutuhan ruang tambahan pada waktu-waktu tertentu.
Ruang sirkulasi memanfaatkan ventilasi alami dan sinar matahari untuk menciptakan konsep rumah tropis. Maksimalkan bukaan di setiap ruang dengan jendela besar untuk kamar yang menghadap taman. Dan sobekan horizontal untuk ruang sirkulasi, baik pada dinding maupun plafon berupa skylight. Setiap kamar memiliki view ke arah taman dengan bukaan yang lebar. Ruang hijau dirancang secara linier dari depan ke belakang, terus menerus dari lantai dasar hingga atap ruang pelayanan.
Material yang digunakan dalam proyek ini adalah beton dan kayu. Di sisi timur fasad, beton dicetak dengan tekstur kayu. Dengan demikian garis berulang antara cetakan beton dan papan kayu menciptakan tekstur yang sama. Material ekspos diterapkan pada setiap elemen ruang, baik pada bidang vertikal seperti dinding dan furnitur, maupun pada bidang horizontal seperti langit-langit dan lantai. Konsistensi material memberikan karakteristik yang kuat pada ruang sehingga terasa hangat dan dingin secara bersamaan.
Kesan pertama di area pintu masuk dibuat tinggi dan cerah dengan adanya kekosongan tajam yang terus menerus ditutupi dengan kaca yang memungkinkan cahaya masuk ke dalam ruangan. Dinding miring yang dibuat memberikan kesan luas pada ruang yang membatasi void yaitu kamar mandi utama. Ini memengaruhi area luar, dinding miring di antara pengulangan dinding vertikal menciptakan kontras visual pada fasad.