Architects: DELUTION | Area: 75 m² | Year: 2021 | Photographs: Fernando Gomulya | Design Team: Muhammad Egha, Hezby Ryandi, Fahmy Desrizal, Indira Pramundita S, Kevin Varraby, Doni Mahardika | Engineers: Muhammad Egha, Defi AndriI | Contractors: DELUTION Build Ex CRI | City: Pasanggrahan | Country: Indonesia
Noid House merupakan rumah yang menerapkan konsep Continuous Void. Konsep ini berangkat dari latar belakang seorang klien yang memiliki luas tanah yang luas yaitu 23 x 8. Namun, klien tidak ingin menggunakan lahan secara keseluruhan, dan menginginkan rumah yang kompak dan fungsional dari segi ruang, seperti serta sesuai dengan kebutuhan dan memiliki ruang terbuka yang luas. Kemudian dengan konsep ruang yang kompak, klien tetap menginginkan adanya void yang secara keseluruhan dapat memiliki rumah yang kompak namun tetap memiliki void yang dapat menghubungkan interaksi antar lantai di dalam rumah. Dengan latar belakang tersebut, arsitek kemudian menempatkan void tepat di tengah bangunan. Secara tidak langsung, kekosongan ini kemudian membagi bangunan menjadi dua dan menciptakan zonasi ruang.
Zonasi dibentuk menjadi, area lantai 1 merupakan area publik yang terdiri dari ruang tamu, dapur & ruang makan, dan area powder room. Kemudian naik 1 lantai di area kanan bangunan merupakan area semi private yang merupakan area kamar tidur tamu dan terdapat kamar mandi bersama. Bergeser ke kiri bangunan, terdapat area privat yang terdiri dari kamar tidur utama pemilik dan kamar anak.
Harapan pemilik yang ingin memiliki void besar hampir tidak mungkin terwujud mengingat klien menginginkan rumah yang kompak. Namun, sang arsitek kemudian mencoba mengambil esensi dari keberadaan void itu sendiri, yakni menjaga konektivitas antar lantai, sirkulasi udara dan cahaya yang mengalir lebih leluasa dari bawah ke atas dan sebaliknya melalui material logam berlubang. Sehingga selain dapat menghubungkan lantai 1 dan lantai 2, juga dapat menjaga aliran udara dan cahaya baik secara mendatar maupun menyilang. Sehingga seolah-olah rumah tersebut memiliki void di seluruh area rumah.
Sedangkan dalam hal tone warna dan pemilihan material, karena kebutuhan klien yang menginginkan kemudahan perawatan, maka arsitek menerapkan material yang sederhana yaitu cat warna dan plester camprot. Dalam nada warna, hitam dan putih dipilih. Pemilihan tone warna juga menggambarkan kesederhanaan, to the point, dan ingin mempertebal fungsi massa bangunan.