Architects: Ivan Priatman Architecture | Area: 621 m² | Year: 2021 | Photographs: William Sutanto | Manufacturers: Eterno Aluminium, JILU Mesh, Leicht, Titanium, Toto, Ubin Kayu | Lead Architect: Ivan Priatman | Architectural Drawings: David Tansajaya | Structural Engineer: Herryanto | Contractor: Prambanan Dwipaka | City: Jawa Timur | Country: Indonesia
Arsitektur Ivan Priatman menumpuk dua balok persegi panjang dengan rapi untuk meminimalkan penebangan pohon yang ada. Volume lantai dua diputar ke kantilever melewati volume lantai pertama menciptakan ruang-ruang menarik yang dibentuk oleh penjajaran. Rumah tersebut, seluruhnya dilapisi dengan batu pasir lokal, memadukan kebesaran dan berat balok batu bertekstur, dengan bobot tidak berbobot yang tersirat dari volume yang melayang.
Terletak di sebuah desa di lereng Gunung Kawi di Jawa Timur Indonesia, GA House adalah rumah dua lantai yang dibangun di dalam perkebunan kopi dan cengkeh yang sudah ada, untuk sebuah keluarga beranggotakan empat orang yang memiliki perkebunan tersebut. Dari luas lahan 6.092 m2, rumah ini dibangun di tanah yang lebih tinggi, dekat jalan menuju puncak gunung, di kawasan yang banyak pepohonannya kurang tua. Dinding perimeter bagian dalam yang mencakup area seluas sekitar 1900 m2 memberikan privasi pada rumah selama panen dimana para pekerja akan datang ke perkebunan. Dari jalan raya, rumah ini tertutup oleh dua lempengan dinding batu horizontal.
Volume lantai pertama yang berbentuk bujursangkar ditempatkan sejajar dengan jalan dan menghadap ke barat ke taman belakang, sedangkan lantai kedua diputar dan dikantilever melewati volume lantai pertama, untuk menghadap ke arah barat daya yang lebih menguntungkan. Kantilever lantai dua di ujung depan menyambut pengunjung memasuki kompleks dan menciptakan jalan masuk ke rumah, sementara di ujung lain massa yang melayang membatasi dan memberi keteduhan pada dek luar sambil memberikan sudut pandang dari lantai dua ke perkebunan di luar halaman. Partisi kayu jati sepanjang 3,5 meter berporos sebagai pintu masuk rumah dan mengaburkan batas antara dinding dan pintu, serta melarutkan pembatas antara dalam dan luar ruangan. Tangga yang menghubungkan kedua lantai menciptakan ekstrusi segitiga yang dilubangi oleh bukaan segitiga kecil yang memungkinkan cahaya pagi masuk ke ruang interior.
Konfigurasi kolom beton persegi panjang ditambah dengan penyangga baja pada kantilever memberikan stabilitas dan kekakuan struktural yang sangat dibutuhkan rumah ini, mengingat lokasinya di daerah rawan gempa. Rumah ini sebagian besar tertutup di bagian depan, namun terbuka penuh terhadap lanskap dan perkebunan di bagian belakang. Ujung utara lantai pertama ditempati oleh ruang pelayanan dan tamu, sedangkan ujung selatan ditempati oleh ruang tamu utama. Pintu kaca geser di ruang tamu terbuka penuh ke dek luar ruangan yang memperluas bagian dalam ruangan hingga lanskap dan sekitarnya, sementara vegetasi dan pepohonan yang rimbun memberikan keteduhan yang diperlukan dari paparan sinar matahari sore. Kamar tidur ditempatkan di lantai dua menghadap barat daya dan memiliki pemandangan lanskap yang menawan. Rumah ini dilapisi dengan batu palimanan, batu pasir lokal, dengan pola langkan batu bertekstur, yang dibuat oleh pengrajin lokal.