Architects: Andramatin | Area: 1950 m² | Year: 2015 | Photographs: Mario Wibowo | Manufacturers: AutoDesk, B&B Italia, Bulthaup, Carl Hansen, Dombracht, Google, Herman Miller, Hunter Douglas, Poliform | Design Team: Wiyoga Nurdiansyah, Dhanie Syawaliah | Architect In Charge: Andramatin | General Contractor: Indra Santoso Kartika | Structural Engineering: Djulianto Hadimuljo | Mechanical Engineering: Hanny Kon | Interior Designer: Andra Matin | Landscape: Ruang Hijau | Lighting Consultant: Hadi Komara | City: Bandung | Country: Indonesia
Proyek ini datang dari sebuah keluarga yang memiliki lahan luas (kurang lebih 5600 m2), yang ingin diubah menjadi tempat tinggal keluarga. Rumah tersebut memiliki fungsi yang cukup banyak, namun tetap mempertahankan luasnya lanskap. Dibangun di lingkungan dengan kepadatan rendah, sehingga sangat memungkinkan untuk membuat rumah terpisah untuk keluarga.
Rumah ini memanjang dan landai dari selatan ke utara. Sepertiga tanah berfungsi sebagai area servis di bagian depan tapak, dan basement yang tenggelam 3 meter lebih rendah dari bagian utama rumah. Desainnya mengikuti rumah yang memanjang dengan membangun sebuah massa panjang dan besar di tengahnya, melepaskannya dari dinding mana pun untuk mendukung ventilasi silang di sepanjang bangunan.
Massa bangunan yang besar diimbangi dengan ukuran teras, balkon, dan kolam lebar yang optimal yang dibangun di sekelilingnya. Dalam upaya untuk membuat massa lebih ringan, fasad didominasi oleh kaca bening yang juga membantu menyambut pemandangan indah di sekitar lokasi hingga ke interior.
Sebagai sebuah kota, Bandung rawan mengalami curah hujan yang tinggi setiap tahunnya, sehingga untuk menahan hujan dan terhindar dari sinar matahari langsung, rumah ini memiliki lebar atap yang bisa mencapai 6 meter. Karena lokasinya, sirkulasi dirancang secara progresif dengan menggunakan jalur landai yang panjang, sedangkan koridor yang panjang dilengkapi dengan kolam refleksi dan pemandangan lanskap secara langsung. Area hijau di dalam lokasi bisa mencapai hampir sebesar rumah.
Bangunan ini memanfaatkan lanskap untuk keuntungannya sendiri dengan menekankan ketinggian ruang yang berbeda dan sirkulasi yang berbeda-beda. Bagian utara rumah ini lebih tinggi dari bagian rumah lainnya, sehingga menonjolkan bangunan utama dengan menutupnya, dan tetap menciptakan keintiman tertentu di dalam rumah.