Architects: Pranala Associates | Area: 462 m² | Year: 2019 | Photographs: Mario Wibowo | Manufacturers: Hansgrohe, Duravit, Daikin, GAF, MIWA, Mackenzie, YKK Nexsta | Contractor: Bouw Atelier | Principal Architect: Ronald Pallencaoe, Erick Laurentius, Darius Tanujoyo | General Contractor: Indra Santoso Kartika | Furniture Consultant: Mono Intercraft | Weaving Technology Provider: Byo Living | Landscape: Larch Studio | Lighting Consultant: Lentera Artlighting | City: Bandung | Country: Indonesia
Dengan tidak adanya dimensi visual, seseorang dapat mulai merasakan munculnya suara keheningan di dalam ruang, dilengkapi dengan nuansa alam pinggiran kota yang jauh. Sensasi angin sepoi-sepoi bertiup melalui rumah, meninggalkan satu-satunya batas nyata antara ruang dalam dan luar ruangan yang terikat pada transisi material dan tekstur di bawah kaki telanjang. Rumah ini dirancang sebagai semacam tempat suci domestik, tenggelam dalam keheningan, cahaya alami, dan pemandangan indah. ‘Iyashi House’ adalah hunian pribadi dengan 3 kamar tidur yang terletak di pinggiran danau yang tenang di pinggiran kota Bandung Indonesia, dirancang sebagai rumah jompo pasangan dan tempat berkumpulnya keluarga besar dan teman-teman mereka.
Jalan masuk utama mengarah ke halaman interior, dilengkapi dengan ubin beton prefabrikasi yang dipesan lebih dahulu dan dihiasi dengan sebatang pohon cemara. Arsitekturnya menampilkan penjajaran tajam dari beton cor in-situ yang diselesaikan dengan sempurna, penyangga baja matte, dan langit-langit atap kayu ulin. Atap bergaya Jepang yang mencolok dipertegas dengan offset ke dalam dari dinding beton bangunan dan didukung oleh struktur baja yang memungkinkan tampilan 'semi-mengambang' dan overhang yang memanjang. Desain keseluruhan terdiri dari dua bangunan beratap miring yang menghadap ke selatan, saling berhubungan, dan sejajar satu sama lain dan satu bangunan beratap datar menghadap utara, bangunan berisi fasilitas pelayanan dan garasi mobil terbuka.
Bangunan sebelah kiri merupakan ruang tamu pribadi berjenjang ganda yang terdiri dari dua kamar tidur tamu dengan fasilitas kamar mandi bersama di lantai dasar dan kamar tidur utama, kamar mandi dalam, dan balkon di lantai dua. Bangunan sebelah kanan merupakan ruang satu tingkat yang terdiri dari dapur terbuka, ruang makan, dan ruang tamu luas yang mengalir ke teras luar ruangan dan halaman berumput. Terasnya dimahkotai dengan overhang kantilever sepanjang empat meter yang membingkai pemandangan tepi danau dan menghasilkan semacam efek corong yang menarik lanskap ke dalam rumah.
Lebih jauh lagi, hubungan antara dalam dan luar ruangan dalam hal ini, diartikulasikan dengan jelas melalui peralihan dari ubin batu Andesit yang bersahaja dan kasar di aula ruang tamu, ke teras besar, yang dihiasi dengan Kayu Ulin yang 'dicium matahari' yang indah (juga tahu sebagai Kayu Besi). Ini hanyalah sebuah contoh rangkaian komposisi material proyek, yang dipilih dengan cermat dan secara kolektif diatur agar sesuai dengan usia dengan sentuhan pelapukan alami, yang ditandai oleh kekuatan waktu.
Dengan demikian, esensi atau mungkin jiwanya terletak pada pencarian sinergi modern antara dimensi kehidupan tropis Indonesia di dalam dan di luar ruangan. Gagasan ini selanjutnya diartikulasikan oleh panel rotan tenunan tangan yang dipesan lebih dahulu yang membentang di langit-langit ruang tamu dan ruang makan rumah. ’Iyashi House’ berupaya untuk mengeksplorasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, cara-cara di mana rumah modern Indonesia dapat mensintesis dan merefleksikan hubungan kuno bangsa ini dengan alam sebagai sumber kerajinan, budaya, dan kesejahteraan.