Architects: Atelier Bertiga | Area: 135 m² | Year: 2021 | Photographs: Daniel Jiang | Lead Architect: Mahadiyanto | Manufacturers: Alexindo, Dulux, Fumira, Jaya Board, Mortar Utama, Niro Granito, Toto | Design Team: Mahadiyanto, Dhidhot Bima, Andrea Daniswara, Firman R. Faza, Aldana A Z, Bimantyo Cakra Donya | City: Bintaro | Country: Indonesia
Berlokasi di Bintaro Tangerang Selatan, bangunan ini terasa sedikit anomali dibandingkan sekitarnya karena pemilihan warna yang kami jadikan sebagai faktor pembeda. Berukuran 6x15m2, hunian ini berdiri di kawasan perumahan padat penduduk. Oleh karena itu pemanfaatan ruang pada rumah mempunyai perhatian khusus, agar rumah terasa nyaman saat dihuni. Konsep utama hunian ini menggunakan split level. Konsep tersebut diciptakan dalam rangka mengoptimalkan bangunan yang telah direnovasi yang memanfaatkan limbah bangunan lama. Oleh karena itu, sampah tersebut dapat kita manfaatkan sebagai tempat pembuangan sampah untuk massa bangunan kedua (bagian belakang bangunan). Oleh karena itu, kita dapat mengurangi limbah sisa dari proses konstruksi.
Dengan dibuatnya split level pada bangunan hunian maka pemanfaatan ruang menjadi lebih efektif dan dapat memanipulasi wajah bangunan. Rumah ini memiliki 4 tingkat lantai yang berbeda namun dengan konsep split, hanya 2 lantai saja yang terlihat dari fasadnya. Hal ini juga membuat rumah menyesuaikan dengan ketinggian rumah lainnya. Kami membagi massa bangunan menjadi dua tahap melalui split level yang dipisahkan dengan halaman dalam sebagai ruang terbuka. Selain dijadikan zona hijau/taman, halaman dalam juga akan menjadi pusat bangunan yang berfungsi sebagai penunjang sirkulasi udara, penghubung antar ruang, dan interaksi antar pengguna bangunan.
Pemanfaatan area tengah bangunan yang berfungsi sebagai halaman dalam pada dasarnya membantu udara dalam bangunan agar sirkulasi udara dalam bangunan lebih baik dan tidak terasa panas atau dapat membantu memperlancar keluarnya udara panas dari setiap bangunan. Area-area tersebut juga dapat berfungsi sebagai area interaksi sosial dari setiap sisi bangunan karena adanya split level yang diusung dalam bangunan membuat interaksi setiap lantai terasa lebih erat karena adanya ketinggian masing-masing antara massa bangunan yang satu dengan yang lainnya. Selain itu, penempatan ruang terbuka di tengah bangunan juga dapat berfungsi sebagai penerangan alami dan penunjang ventilasi bangunan sehingga dapat mengurangi penggunaan listrik yang tidak diperlukan pada pagi hingga siang hari.
Penataan ruang di dalam rumah dibagi menjadi tiga zona secara horizontal yaitu, area servis di bagian depan rumah, halaman dalam di tengah rumah, area privat di belakang rumah, dan lantai dua. dari rumah. Kamar tidur utama memiliki lebih banyak ruang di bagian depan. Sedangkan untuk menyiasati kamar anak yang terbatas pada bagian punggung, maka kasur atau tempat tidur pada kamar anak dibuat atas dan bawah dengan orientasi yang berbeda-beda pada setiap ruangan sehingga memiliki privasi tersendiri.
Untuk pemilihan warna bangunan, kami menggunakan konsep triple tone yang didominasi warna abu-abu dari semen ekspos, sedangkan fasadnya didominasi warna hitam dan hijau. Pemilihan warna abu-abu pada dinding dimaksudkan agar bangunan terlihat lebih maskulin dengan warna dan tekstur beton ekspos. Selain itu, pemilihan warna hijau pada bangunan juga dijadikan sebagai warna primer pada fasad agar bangunan lebih menonjol dibandingkan bangunan di sekitarnya.